Jumat, 29 Januari 2016

Miris, serbuan pekerja asing bikin WNI terasing di negeri sendiri


Peresmian PLTU yang mayoritas investasi dipegang oleh China Huadian Engineering Co.Ltd (CHEC) menjadi topik pembicaraan di media sosial. Peresmian PLTU tersebut menjadi keprihatinan, Khairil Anwar, salah seorang yang hadir.

Melalui akun Facebook, Khairil menuliskan bagaimana lokasi peresmian PLTU dipenuhi oleh pekerja asing asal China. Khairil menambahkan, dalam acara tersebut tidak ada warga negara Indonesia yang menyambut para tamu. Suasana acara juga tidak bernuansa Indonesia sama sekali.

"Terasing di negeri sendiri. Ada pengalaman menarik saat mengikuti protes peresmian PLTU Celukan Bawang, Selasa (11/8) kemarin. Mulai pintu masuk hingga ke lokasi acara tidak satu pun staf lokal yang menyambut para tamu. Semua berbahasa China mulai pemeriksaan kendaraan hingga yang mencatat kehadiran tamu undangan," tulis Khairil seperti dikutip merdeka.com, Kamis (13/8).

Khairil menambahkan, petugas keamanan yang merupakan pensiunan TNI-Polri tidak ikut dilibatkan. Petugas asal China yang memeriksa tamu undangan tidak bisa berbahasa Indonesia.

"Beberapa petugas yg memeriksa kami dicoba untuk diajak bahasa Indonesia namun mereka tidak bisa. Hingga akhir acara tidak ada nuansa ke Indonesia-an dalam acara itu. Usai acara seorang pejabat lokal berkomentar 'kita asing di negeri sendiri ya', Nah."

Selain menuliskan pengalamannya, Khairil juga mengunggah beberapa foto pekerja China dalam acara peresmian tersebut. Selain didominasi oleh pekerja asal negeri tirai bambu, peresmian PLTU tersebut juga menggunakan huruf China.

Peristiwa ini tentu terbanding terbalik dengan pernyataan yang pernah diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri. Saat santer kabar yang menyebutkan pekerja China membanjiri Indonesia, menteri yang berasal dari PKB tersebut membantahnya.

"Isu soal serbuan tenaga kerja asal China ke Indonesia itu tidak benar. Kita harus pastikan setiap TKA yang bekerja di Indonesia mengikuti prosedur pengurusan izin kerja dan tidak melanggar aturan ketenagakerjaan," tuturnya dalam keterangan pers yang disampaikan di Cilacap Jawa Tengah, Selasa (30/6).

Kehadiran pekerja asal China di tanah air, khususnya di Lebak, Banten dikeluhkan warga. Beberapa buruh yang bekerja di pabrik semen di Lebak, Banten dilaporkan kerap buang air sembarangan.

Buruh asal China itu dipekerjakan buat membangun pabrik semen Merah Putih di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Mereka dikontrak oleh perusahaan PT Cemendo Gemilang dengan PT Cinoma dan PT CHI. Tetapi karena perilaku mereka itu, warga sekitar mengeluh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar